222
JANGAN MENYELISIHI SUNNAH AGAR TIDAK TERKENA FITNAH (BENCANA)
di tulis al ustadz Abu Utsman Kharisman
az-Zubair bin Bakkar rahimahullah menyatakan:
سَمِعْت سُفْيَانَ بْنَ عُيَيْنَةَ يَقُولُ : سَمِعْت مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ ، وَأَتَاهُ رَجُلٌ ، فَقَالَ : يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ، مِنْ أَيْنَ أُحْرِمُ ؟ قَالَ : مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ حَيْثُ أَحْرَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . فَقَالَ : إنِّي أُرِيدُ أَنْ أُحْرِمَ مِنْ الْمَسْجِدِ . فَقَالَ : لَا تَفْعَلْ . قَالَ : إنِّي أُرِيدُ أَنْ أُحْرِمَ مِنْ الْمَسْجِدِ مِنْ عِنْدِ الْقَبْرِ . قَالَ : لَا تَفْعَلْ ، فَإِنِّي أَخْشَى عَلَيْك الْفِتْنَةَ . قَالَ : وَأَيُّ فِتْنَةٍ فِي هَذَا ؟ إنَّمَا هِيَ أَمْيَالٌ أَزِيدُهَا . قَالَ : وَأَيُّ فِتْنَةٍ أَعْظَمُ مِنْ أَنْ تَرَى أَنَّك سَبَقْت إلَى فَضِيلَةٍ قَصَّرَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، إنِّي سَمِعْتُ اللَّهَ يَقُولُ : { فَلْيَحْذَرْ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ }
Aku mendengar Sufyan bin Uyainah berkata: Aku mendengar Malik bin Anas saat beliau didatangi oleh seseorang dan berkata: Wahai Abu Abdillah (Malik bin Anas), dari mana aku (mulai) berihram (meniatkan haji/ umroh)? Al-Imam Malik berkata: dari Dzulhulaifah, sebagaimana Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mulai berihram. Orang itu berkata: Aku ingin berihram dari Masjid (Nabawi). Al-Imam Malik berkata: Jangan lakukan itu. Orang itu berkata: Aku ingin (mulai) berihram dari Masjid (Nabawi) dari sisi kubur (Nabi). Al-Imam Malik berkata: Jangan engkau lakukan itu. Karena aku mengkhawatirkan fitnah (bencana) terjadi padamu. Orang itu berkata: Fitnah apakah itu? Aku hanya menambah beberapa mil saja (dari miqot yang seharusnya)? Al-Imam Malik berkata: Fitnah apakah yang lebih besar dibandingkan engkau merasa mendahului mendapatkan keutamaan, sedangkan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menahan diri untuk tidak melakukannya? Sesungguhnya aku mendengar Allah (Ta’ala) berfirman (yang artinya): “Semestinya orang-orang yang menyelisihi perintah beliau (Nabi) takut akan tertimpa fitnah (bencana) atau tertimpa adzab yang pedih “(Q.S anNuur ayat 63)
(diriwayatkan oleh Ibnul Arobiy dalam Ahkaamul Qur’an, dinukil oleh asy-Syathibiy dalam kitab al-I’tishom)
<< Petikan faidah dari Khutbah Jumat Syaikh Usamah bin Saud al-‘Amriy di Ma’had al-Anshar Sleman Yogyakarta, 4 Dzulqo’dah 1438 H/ 28 Juli 2017 M, >>
az-Zubair bin Bakkar rahimahullah menyatakan:
سَمِعْت سُفْيَانَ بْنَ عُيَيْنَةَ يَقُولُ : سَمِعْت مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ ، وَأَتَاهُ رَجُلٌ ، فَقَالَ : يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ، مِنْ أَيْنَ أُحْرِمُ ؟ قَالَ : مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ حَيْثُ أَحْرَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . فَقَالَ : إنِّي أُرِيدُ أَنْ أُحْرِمَ مِنْ الْمَسْجِدِ . فَقَالَ : لَا تَفْعَلْ . قَالَ : إنِّي أُرِيدُ أَنْ أُحْرِمَ مِنْ الْمَسْجِدِ مِنْ عِنْدِ الْقَبْرِ . قَالَ : لَا تَفْعَلْ ، فَإِنِّي أَخْشَى عَلَيْك الْفِتْنَةَ . قَالَ : وَأَيُّ فِتْنَةٍ فِي هَذَا ؟ إنَّمَا هِيَ أَمْيَالٌ أَزِيدُهَا . قَالَ : وَأَيُّ فِتْنَةٍ أَعْظَمُ مِنْ أَنْ تَرَى أَنَّك سَبَقْت إلَى فَضِيلَةٍ قَصَّرَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، إنِّي سَمِعْتُ اللَّهَ يَقُولُ : { فَلْيَحْذَرْ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ }
Aku mendengar Sufyan bin Uyainah berkata: Aku mendengar Malik bin Anas saat beliau didatangi oleh seseorang dan berkata: Wahai Abu Abdillah (Malik bin Anas), dari mana aku (mulai) berihram (meniatkan haji/ umroh)? Al-Imam Malik berkata: dari Dzulhulaifah, sebagaimana Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mulai berihram. Orang itu berkata: Aku ingin berihram dari Masjid (Nabawi). Al-Imam Malik berkata: Jangan lakukan itu. Orang itu berkata: Aku ingin (mulai) berihram dari Masjid (Nabawi) dari sisi kubur (Nabi). Al-Imam Malik berkata: Jangan engkau lakukan itu. Karena aku mengkhawatirkan fitnah (bencana) terjadi padamu. Orang itu berkata: Fitnah apakah itu? Aku hanya menambah beberapa mil saja (dari miqot yang seharusnya)? Al-Imam Malik berkata: Fitnah apakah yang lebih besar dibandingkan engkau merasa mendahului mendapatkan keutamaan, sedangkan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menahan diri untuk tidak melakukannya? Sesungguhnya aku mendengar Allah (Ta’ala) berfirman (yang artinya): “Semestinya orang-orang yang menyelisihi perintah beliau (Nabi) takut akan tertimpa fitnah (bencana) atau tertimpa adzab yang pedih “(Q.S anNuur ayat 63)
(diriwayatkan oleh Ibnul Arobiy dalam Ahkaamul Qur’an, dinukil oleh asy-Syathibiy dalam kitab al-I’tishom)
<< Petikan faidah dari Khutbah Jumat Syaikh Usamah bin Saud al-‘Amriy di Ma’had al-Anshar Sleman Yogyakarta, 4 Dzulqo’dah 1438 H/ 28 Juli 2017 M, >>
0 comments:
Post a Comment