222✋π»π₯πΊπΉ KISAH MENAKJUBKAN DALAM TAWAKAL KEPADA ALLAH
Hasrat hatinya untuk berhaji di suatu tahun, dalam keadaan tidak memiliki biaya haji.
Hatim Al-Asham (yang tuli) rahimahullah termasuk pembesarnya orang shalih, hatinya berkeinginan untuk haji pada suatu tahun dalam keadaan dia tidak memiliki biaya. Dia tidak boleh safar, bahkan tidak wajib berhaji tanpa meninggalkan nafkah kepada anak-anak yang mereka tidak ridha.
Dan ketika tiba saatnya (berhaji), putrinya melihatnya dalam keadaan sedih dan menangis, putrinya memang anak yang shalih.
Maka ia berkata kepada ayahnya: Apa yang membuatmu bersedih wahai ayahku?
Ayahnya menjawab: Musim haji telah datang.
Putrinya berkata: Kenapa engkau tidak berhaji?
Ayahnya menjawab: Tidak memiliki biaya.
Putrinya berkata: Allah akan memberi dirimu rezeki.
Sang Ayah berkata: Bagaimana nafkah kalian?
Putrinya menjawab: Allah akan memberikan rezeki kepada kami.
Sang ayah berkata: Akan tetapi urusan ini tergantung ibumu.
Maka sang putri pergi menghadap ibunya untuk mengingatkan ibunya. Dan akhirnya sang ibu dan anak-anaknya yang lain mengatakan kepada sang ayah: Pergilah engkau berhaji, Allah akan memberikan rezeki kepada kami.
Maka iapun meninggalkan nafkah untuk tiga hari, diapun pergi berangkat haji dalam keadaan dia tidak memiliki biaya yang mencukupi.
Adalah dia berjalan di belakang suatu kafilah rombongan. Di awal perjalanan pimpinan kafilah disengat kalajengking, maka mereka mencari orang yang bisa meruqyahnya dan mengobatinya. Maka mereka menemukan Hatim Al-Asham. Maka diapun meruqyahnya dan Allah menyembuhkannya di saat itu.
Maka pimpinan kafilah mengatakan: Biaya berangkat dan pulang (berhaji) saya yang tanggung.
Maka Hatim berkata: Ya Allah ini adalah kemudahan untukku, maka perlihatkanlah kemudahan untuk keluargaku.
Telah berlalu tiga hari, maka habislah nafkah pada anak-anaknya,rasa lapar mulai meliputi mereka. Maka mereka mulai menyalahkan sang putri dan sang putri malah tertawa.
Mereka berkata: Apa yang membuatmu tertawa sementara kelaparan hampir-hampir membunuh kita?
Sang putri berkata: Ayah kita ini yang memberi rezeki atau yang memakan rezeki?
Mereka menjawab: Yang memakan rezeki, sesungguhnya yang memberi rezeki hanya Allah.
Sang putri berkata: Telah pergi yang memakan rezeki dan tetap ada (bersama kita) yang memberi rezeki.
Sang putri terus mengajak mereka bicara.
Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Mereka berkata: Siapa di pintu? Orang yang mengetuk menjawab: Amirul mukminin meminta minum kepada kalian.
Maka sang putri mengisi penuh gentong airnya, dan khalifahpun minum, kemudian ia mendapatkan kelezatan dalam air tersebut yang belum pernah dia rasakan.
Maka khalifah berkata: Darimana kalian mendapatkan air ini? Mereka menjawab: Dari rumahnya Hatim.
Khalifah berkata: Panggillah dia, aku akan memberinya hadiah.
Mereka menjawab: Hatim sedang berhaji.
Maka amirul mukminin melepaskan sabuk mewahnya yang penuh dengan hiasan permata, lalu ia mengatakan: Sabuk ini untuk mereka.
Kemudian ia berkata kembali: Barang siapa yang menyukai diriku, maka lakukanlah seperti aku!
Maka seluruh menteri dan para saudagar ikut melepaskan sabuk mewah mereka. Maka terkumpullah sabuk-sabuk mewah lalu dibeli oleh salah seorang pedagang dengan uang emas yang memenuhi rumah yang bisa mencukupi mereka hingga wafat. Lalu sabuk-sabuknya dikembalikan kepada mereka.
Merekapun membeli makanan dalam keadaan tertawa, lalu menangislah sang putri!
Maka sang ibu berkata kepadanya: Kamu ini aneh wahai putriku, dulu ketika kita menangis karena kelaparan engkau malah tertawa, ketehuilah sekarang Allah memberikan kemudahan kepada kita, mengapa engkau menangis?
Sang putri berkata: Makhluk ini yang tidak mampu memberikan manfaat kepada dirinya tidak pula mencegah mudharat (yakni khalifah) telah memandang kita dengan pandangan kebaikan, yang bisa menyelamatkan kita dari kematian. Terus bagaimana dengan pandangan Rajanya segala raja (yakni Allah Ta'ala)?
Sesungguhnya ini adalah keyakinan kepada Allah. Yakin dengan Dzat yang memberi rezeki, yang maha kuat dan perkasa. Sesungguhnya ini adalah k
ekuatan iman, kekuatan tawakal kepada Allah. Maha suci Allah dimana kita dibandingkan mereka?!
Ketika Allah memilihmu untuk menempuh jalan petunjuk-Nya bukan karena engkau istimewa atau karena ketaatanmu. Bahkan itu adalah rahmat dari-Nya yang meliputimu. Terkadang Dia bisa melepaskannya darimu kapan saja.
Oleh karena itu janganlah engkau tertipu dengan amalanmu, janganlah engkau tertipu dengan ibadahmu, janganlah engkau memandang remeh orang-orang yang tersesat dari jalan-Nya.
Maka kalau bukan karena rahmat Allah kepadamu niscaya engkau menduduki posisi dia.
Ulangilah lagi membacanya dengan seksama.
Laa ilaaha illallahu
π Sumber || https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=137426
π Kunjungi || http://forumsalafy.net/kisah-menakjubkan-dalam-tawakal-kepada-allah/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.dog/forumsalafy
πππππππππ
Hasrat hatinya untuk berhaji di suatu tahun, dalam keadaan tidak memiliki biaya haji.
Hatim Al-Asham (yang tuli) rahimahullah termasuk pembesarnya orang shalih, hatinya berkeinginan untuk haji pada suatu tahun dalam keadaan dia tidak memiliki biaya. Dia tidak boleh safar, bahkan tidak wajib berhaji tanpa meninggalkan nafkah kepada anak-anak yang mereka tidak ridha.
Dan ketika tiba saatnya (berhaji), putrinya melihatnya dalam keadaan sedih dan menangis, putrinya memang anak yang shalih.
Maka ia berkata kepada ayahnya: Apa yang membuatmu bersedih wahai ayahku?
Ayahnya menjawab: Musim haji telah datang.
Putrinya berkata: Kenapa engkau tidak berhaji?
Ayahnya menjawab: Tidak memiliki biaya.
Putrinya berkata: Allah akan memberi dirimu rezeki.
Sang Ayah berkata: Bagaimana nafkah kalian?
Putrinya menjawab: Allah akan memberikan rezeki kepada kami.
Sang ayah berkata: Akan tetapi urusan ini tergantung ibumu.
Maka sang putri pergi menghadap ibunya untuk mengingatkan ibunya. Dan akhirnya sang ibu dan anak-anaknya yang lain mengatakan kepada sang ayah: Pergilah engkau berhaji, Allah akan memberikan rezeki kepada kami.
Maka iapun meninggalkan nafkah untuk tiga hari, diapun pergi berangkat haji dalam keadaan dia tidak memiliki biaya yang mencukupi.
Adalah dia berjalan di belakang suatu kafilah rombongan. Di awal perjalanan pimpinan kafilah disengat kalajengking, maka mereka mencari orang yang bisa meruqyahnya dan mengobatinya. Maka mereka menemukan Hatim Al-Asham. Maka diapun meruqyahnya dan Allah menyembuhkannya di saat itu.
Maka pimpinan kafilah mengatakan: Biaya berangkat dan pulang (berhaji) saya yang tanggung.
Maka Hatim berkata: Ya Allah ini adalah kemudahan untukku, maka perlihatkanlah kemudahan untuk keluargaku.
Telah berlalu tiga hari, maka habislah nafkah pada anak-anaknya,rasa lapar mulai meliputi mereka. Maka mereka mulai menyalahkan sang putri dan sang putri malah tertawa.
Mereka berkata: Apa yang membuatmu tertawa sementara kelaparan hampir-hampir membunuh kita?
Sang putri berkata: Ayah kita ini yang memberi rezeki atau yang memakan rezeki?
Mereka menjawab: Yang memakan rezeki, sesungguhnya yang memberi rezeki hanya Allah.
Sang putri berkata: Telah pergi yang memakan rezeki dan tetap ada (bersama kita) yang memberi rezeki.
Sang putri terus mengajak mereka bicara.
Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Mereka berkata: Siapa di pintu? Orang yang mengetuk menjawab: Amirul mukminin meminta minum kepada kalian.
Maka sang putri mengisi penuh gentong airnya, dan khalifahpun minum, kemudian ia mendapatkan kelezatan dalam air tersebut yang belum pernah dia rasakan.
Maka khalifah berkata: Darimana kalian mendapatkan air ini? Mereka menjawab: Dari rumahnya Hatim.
Khalifah berkata: Panggillah dia, aku akan memberinya hadiah.
Mereka menjawab: Hatim sedang berhaji.
Maka amirul mukminin melepaskan sabuk mewahnya yang penuh dengan hiasan permata, lalu ia mengatakan: Sabuk ini untuk mereka.
Kemudian ia berkata kembali: Barang siapa yang menyukai diriku, maka lakukanlah seperti aku!
Maka seluruh menteri dan para saudagar ikut melepaskan sabuk mewah mereka. Maka terkumpullah sabuk-sabuk mewah lalu dibeli oleh salah seorang pedagang dengan uang emas yang memenuhi rumah yang bisa mencukupi mereka hingga wafat. Lalu sabuk-sabuknya dikembalikan kepada mereka.
Merekapun membeli makanan dalam keadaan tertawa, lalu menangislah sang putri!
Maka sang ibu berkata kepadanya: Kamu ini aneh wahai putriku, dulu ketika kita menangis karena kelaparan engkau malah tertawa, ketehuilah sekarang Allah memberikan kemudahan kepada kita, mengapa engkau menangis?
Sang putri berkata: Makhluk ini yang tidak mampu memberikan manfaat kepada dirinya tidak pula mencegah mudharat (yakni khalifah) telah memandang kita dengan pandangan kebaikan, yang bisa menyelamatkan kita dari kematian. Terus bagaimana dengan pandangan Rajanya segala raja (yakni Allah Ta'ala)?
Sesungguhnya ini adalah keyakinan kepada Allah. Yakin dengan Dzat yang memberi rezeki, yang maha kuat dan perkasa. Sesungguhnya ini adalah k
ekuatan iman, kekuatan tawakal kepada Allah. Maha suci Allah dimana kita dibandingkan mereka?!
Ketika Allah memilihmu untuk menempuh jalan petunjuk-Nya bukan karena engkau istimewa atau karena ketaatanmu. Bahkan itu adalah rahmat dari-Nya yang meliputimu. Terkadang Dia bisa melepaskannya darimu kapan saja.
Oleh karena itu janganlah engkau tertipu dengan amalanmu, janganlah engkau tertipu dengan ibadahmu, janganlah engkau memandang remeh orang-orang yang tersesat dari jalan-Nya.
Maka kalau bukan karena rahmat Allah kepadamu niscaya engkau menduduki posisi dia.
Ulangilah lagi membacanya dengan seksama.
Laa ilaaha illallahu
π Sumber || https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=137426
π Kunjungi || http://forumsalafy.net/kisah-menakjubkan-dalam-tawakal-kepada-allah/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.dog/forumsalafy
πππππππππ
0 comments:
Post a Comment